Menjadi manusia kuat
adalah sebuah keharusan, karena menjadi manusia lemah terlihat seperti manusia
yang tidak punya semnagat untuk menjadi manusia.
Terkadang manusia itu
banyak maunya, sampai ia lupa meminta kepada sang pemilik semesta, manusia
mungkin beranggapan dirinya kuat, dirinya mampu, dirinya hebat, tapi pemilik
semesta lupa ia libatkan, yang akhirnya manusia itu hilang arah dan menjadi
manusia resek hingga tidak tau cara memanusiakan manusia, padahal ia ingin di
manusiakan,
Menjadi manusia itu harus
bisa bersosialisasi, saling menghargai, saling mengerti, bukan saya yang
berkuasa, saya yang harus di mengerti,
Perbedaan itu pasti
ada, tapi jika komunikasi yang baik itu terjadi pasti tidak akan ada kata lo
gue alias apatis dengan keadaan, atau merasa
kok gue tertindas yak, kok gue di dzalimi ya, kok gue seperti tidak dibutuhkan,
kok gue seperti di anak tirikan,
Padahal kunci dari
sebuah perbedaan adalah perkuat komunikasi, bangun komunikasi lalu pertahankan
komunikasi, banyak manusia yang merasa saya kuat hingga enggan memikirkan
bagaimana perasaan orang lain ketika ia berbicara, bertingkah laku atau sekedar
menegtikkan kalimatnya di dalam messenger atau via sosmed lainnya.
Banyak lalai sering
terjadi, tapi ya itulah manusia, manusia itu tempatnya khilaf, tempatnya salah,
lalu kenapa masih merasa menjadi manusia paling kuat,
Kapal titanic aja yang
katanaya terkuat ternyata bisa tenggelam, apalagi manusia yang sendiri ini,
rapuh tak berdaya.
Jangan sampai perkara
dunia melalaikan diri dengan pemilik semesta, bagaiamanapun keadaanya jangan
lupa selalu libatkan pemilik semesta ya.
Eh jangan lupa juga
berterimkasih kepada diri sendiri, dan jangan lupa juga jika ingin di
manusiakan manusia, manusiakanlah manusia lainnya.
Comments
Post a Comment