Pagi ini seperti biasa, aku
bangun dan bersiap untuk menjalani aktivitas hari ini.
Pagi ini masih seperti hari-hari
biasanya, yang membedakan adalah ini hari senin dan kemaren adalah hari minggu,
hari yang di tunggu kebanyakan orang setelah penat beraktivitas satu pekan,
tapi sekarang hari senin, bagiku ini adalah hari yang sama seperti hari-hari
biasanya, aku selalu mensugesti diriku bahwa setiap hari adalah hari yang sama
untuk dijalani, walaupun perasaan penat itu pasti akan menghampiri jika apa
yang kita ekspektasikan jauh dari ekspektasi.
Pagi ini aku berangkat ke
tempatku bekerja pukul 08 lewat seingatku hari ini, aku mengendarai motor beat
putihku menyusuri jalanan pedesaan, tempat kerjaku berada dikecamatan sebelah
kecamatan desa ku. Perjalanan yang harus aku tempuh kurang lebih 30 menit,
jalanan yang memiliki aspal tidak rata alias berlubang ditambah mobil-mobil
besar yang lewat membuatku menghelakan nafas sambil aku menikmati perjalanan
ini, yaa walaupun banyak kendaraan besar aku masih bisa menghirup udara pagi
yang perjalanan kanan kiri ku dibeberapa tempat masih aku lewati sawah yang
sudah menguning dan hampir panen, aku juga melewati gunung Rajabasa, Lampung
selatan yang masih berkabut, aku senang
dengan suasana pagi di desa ini.
Diperjalanan aku mampir ke sebuah
toko untuk membeli sari kacang hijau dan roti untuk sarapan pagi ku, setelah
mampir aku melanjutkan perjalanan ke tempat kerjaku yang tidak jauh lagi, dan
pukul 08.50 aku sampai di tempat kerjaku, lalu aku memarkirkan motor dan bergegas
menuju kantor dan aku langsung menuju tempat duduk kerjaku.
Aku adalah seorang pengajar di
salah satu sekolah swasta disalah satu
kecamatan di kabupaten Lampung selatan, aku masih punya waktu 10 menit untuk
masuk kelas, lalu aku putuskan untuk membuka laptop terlebih dahulu sembari
menyantap sarapan yang tadi sudah aku beli, waktu sudah menunjukkan pukul 09.00
dan aku bergegas untuk masuk kelas luring di jam pertama.
Seperti biasa aku masuk
mengucapkan salam, menanyakan kabar anak-anak , membaca doa lalu aku mengabsen
mereka satu persatu,
Di salah satu nama yang aku
absensi, aku terlupa mengabsensi muridku yang sudah tuhan ambil dua pekan lalu,
dan setelah aku memanggil akupun langsung teringgat, jika dia sudah tuhan ambil
terlebih dahulu, dari sini aku belajar bahwasannya meninggal bukan perkara tua
atau muda, bukan perkara siap atau tidak siap, jika ketetapan meninggalkan
dunia sudah ditetapkan tidak ada yang bisa menghalangi, yang terpenting adalah
tetap selalu mempersiapkan diri menuju tempat pulang yang abadi dengan berbekal
amal yang banyak, perilaku-perilaku yang baik kepada orang lain, dan yang tidak
tertinggal adalah Ibadah.
Waktu sudah menunjukkan pukul
10.00 yang artinya aku harus berpindah kelas luring,
Sesampainya didalam kelas aku melakukan hal yang sama seperti dikelas
sebelumnya, setelah selesai absensi aku mengingatkan mereka,
“Apakah ada yang belum ibu panggil” (Seruku)
“Ada bu” (Seru salah satu murid dikelas)
“Siapa” (Kataku)
“Zakwan bu” (Seru mereka)
“tadi sudah ibu panggil ga ada jawaban” (seruku)
“aku dengernya Zahwa bu” (seru si zakwan)
“Oke, berarti zakwan hadir ya” (seruku)
“Iya bu” (seru anak-anak)
Yah begitulah, selalu ada cerita
dan kebahagian tersendiri ketika memasuki saat absensi, tingkah mereka yang
bermacam-macam dan membuat diri merasakan kebahagian tersendiri bisa berbagi
ilmu dengan mereka, ditambah mereka yang antusias mengikuti pembelajaran dan ada
timbal baliknya.
Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 11.00 pertanda waktu pembelajaran luring sudah habis, dan
akupun menutup pembelajaran hari ini, lalu bergegas ke kantor untuk
beristirahat, karena jam 13.30 masih berlanjut kelas luring lagi untuk jenjang
SMA.
Setelah sampai di kantor aku
memutuskan untuk istirahat sembari membuka laptopku untuk mengetik kalimat per
kalimat yang diadakan MSP Writing Challenge, beberapa kalimat yang aku ketik, beberapa
rekan kerja ku datang ke kantor dan mengajak ku untuk ngobrol-ngobrol tentang
pekerjaan dan beberapa hal, salah satu teman mengenalkan aplikasi media
pembelajaran yang efektif semacam power point tapi dia lebih mudah untuk bisa
merekam video dan merekam suara, setelah itu aku teringat jika aku juga sedang
ikut kelas ngonten dan aku harus mendowload aplikasi, setelah aku teringat aku
mendownload aplikasi yang sudah dishare didalam grup, dan suara rintikan hujan terdengar diluar
ruangan.
Waktu menunjukkan pukul 12.00,
aku teringat jika aku belum makan nasi, dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi
ke kantin yang dekat dengan sekolah membeli lontong sayur dan ditambah satu
bulatan telor balado.
Setelah selesai makan, aku
kembali ke kantor dan duduk ditempat kerjaku sembari bercerita dengan rekan
kerjaku yang duduk disamping tempat duduk ku, bercerita tentang perjalanan
hidupnya, keluarganya, dan yang pasti tidak jauh dari pekerjaan.
Tidak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 13.30, yang menandakan aku untuk masuk kelas luring jenjang
SMA, walaupun rintik hujan masih menemani siang ini, anak-anak antusias untuk
mengikuti pembelajaran siang ini.
Waktu menunjukkan pukul 14.30
yang menandakan aku untuk berganti kelas luring, dan aku masuk ke kelas
selanjutnya, seperti biasa sebelum memulai pembelajaran aku selalu membuka
dengan salam, menanyakan kabar, doa dan absensi.
Setelah absensi berlangsung aku
teringat belum ada nama untuk kelas, kebetulan aku masuk di kelas yang aku
menjadi wali kelas.
“oh iya kita belum ada nama kelas
ya?” (seruku)
“iya bu” (seru anak-anak)
“bagaimana jika nanti malam kita
diskusi di grup kelas saja” (seruku)
“oke bu” (seru anak-anak)
Begitulah kurang lebih percakapan
sebelum memulai pembelajaran, dan untuk pembelajaran di jam terakhir ini adalah
presentasi ke depan kelas, dan akupun memanggil satu-satu anak yang akan
presentasi, yups setiap anak memiliki keunikannya masing-masing dan ekspresinya
masing-masing, ketika maju ke depan kelas ada anak yang lantang presentasinya
dan percaya diri, ada juga yang malu-malu, ada juga yang kecil sekali suaranya,
ada juga yang gugup, ada juga yang antusias,
Yups, begitulah anak-anak, ketika
bukan didalam kelas di mana lagi mereka akan mendapatkan kesempatan belajar
untuk berbicara, setidaknya dilingkup kecil terlebih dahulu, ketika mereka sudah
lulus, setidaknya mereka memiliki bekal untuk berbicara didepan masyarakat.
Dan tak terasa waktu adzan asar
pun sudah berkumandang, yang menandakan pembelajaran sudah harus berakhir, dan
masih ada anak yang belum maju kedepan.
“bu presentasinya dilanjut saja” (seru salah satu siswa)
“sudah adzan asar, kita lanjut pekan depan saja ya” (seruku)
“ iya bu, sudah Adzan asar” (seru salah satu siswa)
“Yahhh” (seru sebagian siswa)
“bu yang belum bukunya jangan dikembalikan” (seru salah satu siswa
didalam kelas)
“oke, enggak ibu kembalikan” (seruku)
“Yasss” (seru beberapa siswa)
Dan pembelajaran hari ini
ditutup.
Waktu sudah menunjukkan pukul
15.30, rintik hujan masih membasuhi bumi, dan mengelapkan langit, aku segera
mengemas barang-barangku untuk pulang, karena rintik hujan kebetulan tidak begitu deras, aku
teringat di dalam jok motor ada mantel hujan, jadi aku memutuskan untuk segera
pulang sebelum rintik hujan berubah menjadi deras.
Comments
Post a Comment